KURSI DI ATAS DAUN
KURSI DI ATAS DAUN
bertong-tong energi diusung ke segala penjuru tubuh, ke
akar, ranting, kelopak, dan bakal buah. bertong-tong energi diusung di bawah
matahari, dihalau angin kering. matanya tak pernah menyerah, meski selalu
menunduk melukis warna tanah
adalah daun, lemah dan robek begitu mudah. bisa saja
seekor ulat memangkas seinci demi seinci, menyisakan ruang bolong di tepi-tepi,
energi cinta tetap berdaya, memasak dan mengalirkan kata-kata bijak dan kerja
ke segenap mata angin
ketika sebuah kursi menapak di atas daun, angkuh dan
perkasa menyergap biru angkasa. sepi yang meruang melahirkan bidang magis yang
senantiasa diperebutkan. adalah angin. adalah hujan. adalah duri. entah, sejak
kapan tiba-tiba bersekutu melawanmu
kursi diperebutkan atas nama daun. atas nama daun yang
bolong di tepi-tepi. kursi yang angkuh dan perkasa tak terlihat lagi kayunya.
ia telah menjelma kata-kata abstrak yang memenuhi seluruh sudut jantung tempat
darah dipompa ke ujung-ujung jasirah. ia telah menjadi sepotong mimpi yang
hadir pada tidur panjang
kursi yang diam-diam meninggalkan bantaran daun ketika
dunia telah sepenuhnya diisi mimpi. atau candu. atau morfin. atau sabu-sabu. kenyataan
dan halusinasi tak lagi berbatas pasti. berjalan di ambang sadar, berjalan di
atas tali rotan di ketinggian 1000 meter. terjatuh atau terbang, ah, apa
bedanya
dan daun tetap sediakala. menatap warna tanah. tak kan pernah menyerah
Komentar
Posting Komentar