Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

MEMBACA PELACUR DALAM PUISI

Gambar
MEMBACA PELACUR DALAM PUISI Tengsoe Tjahjono Puisi merupakan sebuah teks, tertulis atau lisan. Untuk menafsirkan teks menurut Riceour ada tiga tahapan penting yang harus dilalui yaitu analisis sosial, analisis diskursif, dan interpertasi. Tulisan ini akan membahas “dunia batin” pelacur dalam pergumulannya melawan hidup agar tetap bertahan hidup yang terdapat pada antologi puisi “Setetes Air di Lokalisasi” (SADL) karya para PSK di lokalisasi Semampir dan Ngujang. POTRET SOSIO-KULTURAL   PELACUR Tulisan ini akan dimulai dengan melakukan analisis sosial. Ricoer ( 2003) menjelaskan bahwa analisis sosial merupakan upaya mengkaji kondisi sosial historis tempat manusia melakukan aksi dan interaksi. Sebab, studi ideologi tak dapat dilakukan tanpa mempelajari relasi-relasi dominasi dan cara-cara relasi tersebut secara terus-menerus dijadikan ekspresi penuh makna. Kondisi sosial historis yang dimaksudkan dalam kajian ini ialah kondisi sosial historis yang terdapat dalam anto

Teknik Menulis Naskah Drama Anak

Gambar
TEKNIK MENULIS NASKAH DRAMA ANAK                                                                           Tengsoe Tjahjono   Naskah drama merupakan bagian tidak terpisahkan dari pementasan drama. Pementasan drama modern selalu dimulai dari naskah drama. Pementasan drama merupakan produk tafsir sutradara dan aktor terhadap teks sastra yang berupa naskah drama. Para komunitas teater sering kali mementaskan drama berdasarkan naskah drama yang sudah ada maupun naskah drama yang ditulis sendiri. Hanya kenyataannya tidak banyak ditemukan naskah drama anak. Oleh karena itu, para guru (kesenian/ bahasa Indonesia) ditantang untuk menulis naskah drama anak manakala naskah drama itu tidak tersedia. Persoalannya uba-rampe apa yang harus dipunyai agar bisa menulis naskah drama dan bagaimana teknik menulisnya. Hal yang harus diperhatikan pada aktivitas menulis naskah drama anak adalah: (1) bahan, (2) pengolahan ide dan penceritaan, (3) bahasa, dan (4) format penulisan. Mari kita bahas

Payung

Gambar
PAYUNG                                 * demsi danial bukan payung yang dibutuhkan ketika hujan jatuh, namun cara berteduh. begitu kata senja kepada murung ketika langit dekat kepada mendung. jelas itu bukan perselingkuhan, sebab kedekatan itu telah dirancang waktu. seperti batu dan luka betapa dekatnya. seperti   hidup dan maut begitu akrabnya. kau pun pasti bertanya tentang cara berteduh. sambil memindahkan payung jauh-jauh. tampias dan kepala basah.   gigil tubuh dan getar bibir. air mengalir mencari liang, menitipkan pesan: nikmatilah. ia pun merasakan pipa-pipa mengalirkan dingin, merambat ke sumsum dan tulang. ia mencoba memisahkan matahari dari siang, dari malam dengan terguyur dia pun terlindung   dari rasa dingin yang mual. gerak air selancar nafas mengalir. daki dan debu menemukan muara dimana angin menebarkannya jadi rabuk bagi hutan yang tak henti bertunas di kedua bahu dan punggung. begitulah ia, semakin tahu cara berteduh, semakin ngerti hakikat langit dan

Anakku Menggelar Peta di Meja

Gambar
ANAKKU MENGGELAR PETA DI MEJA anakku menggelar peta di meja. matanya berlari dari lembah ke gunung, menjelajah benua dan samudra. ketika hujan turun ia pun berteduh di bawah trembesi, beringin, dan jati. dinikmatinya guliran air di rambut dan pipi. acapkali dipandangnya matahari lewat kecipak telaga pada jiwa. "bapak, ini tropika. aku cinta." anakku menggelar peta di meja. di ujung tanjung ia menegak, meraba luas lautan. kapal-kapal berlayar di dadanya, menyinggahi dermaga demi dermaga. lihat, bendera pun berkibar memainkan rambut ikalnya. lalu ia catat riwayat   ikan, udang, kerang, bunga karang, ganggang, dan batuan ke dalam buku setengah kumal. "bapak, maritim negeri kita, ohoi, betapa kaya." anakku menggelar peta di meja. di cakrawala ladang-ladang membentang. kopi, teh, cengkeh, pala, merica, dan entah apa saja bertumbuhan di jantung. bertumbuhan sepanjang musim, dikemul cuaca, diguyur hangat udara. ia ingat guru sejarah pernah berkisah bahwa belan
Gambar
MUSIKALISASI PUISI: APA DAN BAGAIMANA? Tengsoe Tjahjono               Beberapa kali saya mengikuti kegiatan musikalisasi puisi, entah menjadi penonton/ penikmat, entah menjadi juri. Beberapa kali saya mengamati, banyak di antara para penyaji terjebak pada kegiatan teatrikalisasi/dramatisasi puisi. Hakikat musikalisasi adalah musik, berarti kesan auditif yang harus digarap, bukan justru terjebak pada penggarapan gerak, blocking , busana, dan sebagainya. Hal-hal yang berkaitan dengan gerak, blocking, busana, dan sebagainya itu hanyalah unsur penunjang, bukan unsur utama.   Apakah musikalisasi itu? Ternyata batasan mengenai musikalisasi puisi melahirkan perdebatan panjang. Ada banyak perbedaan pendapat tentang musikalisasi puisi. Perbedaan itu misalnya saja: (a) bahwa dalam musikalisasi puisi tidak boleh ada aktivitas membaca puisi; jika ada pembacaan puisi di dalamnya, kegiatan tersebut bukanlah musikalisasi puisi, (b) bahwa dalam musikalisasi puisi boleh saja terdapat kegiatan