KOMPOSISI BERJUTA KURSI
KOMPOSISI BERJUTA KURSI
pada sebuah museum kursi, kursi bertumpuk bagai gerbang
jiwamu yang lapuk,
berkarat dan tua, nyaris tak lagi berwarna. cuma sisa
kejayaan tersimpan padabantalan dan sandaran, legam berkilat disemprot langit bencana
sekarang pilih kursimu sendiri. kursi masa lalu yang
berkarat dan tua. sudahkah
kamu hitung neraca untung-rugi: biaya kampanye, biaya pat-gulipat,
biayakaos, amplop serangan fajar, koran gelap, berita dan wawancara televisi dengan
pendapatanmu selama menduduki kursi: gaji besar, kesempatan korupsi, manipulasi,
berkongsi, dan kleptomani resmi.
langitmu bertabur kursi. kursi menghuni setiap jengkal
rumah, menyesaki
ruang batinmu. sampai-sampai tak bisa lagi nurani nyaman
tinggal di jantung dandarah, terusir dari tubuh fanamu. syahwat kekayaan dan kekuasaan mendorong dirimu
mau bersetubuh sepanjang waktu, padahal hidup hanya seumur jagung. berbunga dan
lalu gugur
sekarang pilih kursimu sendiri. mungkin masih yang ada
kau kenali saat kau dulu
duduk di situ sambil menelepon mafia pajak, mafia hukum,
kontraktor jalan danbangunan, perempuan-perempuan yang menemanimu makan malam di apartemen
lantai 1000, para cukong, politisi abu-abu. sambil kalian tertawakan rakyat yang
sadar kamu bohongi namun selalu bersabar, dan terus berdoa agar kau kembali
ke jalan Tuhan
lihat, kursi-kursi telah mengepungmu. di mana dan ke mana kamu
bertemu kursi.
kursi menunggu di tiap langkahmu. ke kiri terbentur kursi, ke kanan tergencet kursi. mundur tersandung kursi, maju terhadang kursi. ke atas ditempeleng kursi,
ke bawah ditendang kursi. tubuhmu pun luka. porak- poranda. ke mana pun kau
pergi, kursi menghadang dan meminta jawabmu
: kenapa kalian nodai fungsi dan harga diriku sebagai kursi?
kini tinggal sebuah kursi roda dan tubuhmu yang fana. ini
kursi terakhir yang
dikirim rumah sakit karena darah tinggi dan gula.
sungguh, ini bukan perkara pergantianmusim, bukan pula anomali. ini buah dari benih yang kau tanam bertahun-tahun silam.
: pada kursi api jiwamu dinanti
Komentar
Posting Komentar