Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Inspirasi di Sekitar Kita

Gambar
INSPIRASI DI SEKITAR KITA Oleh Tengsoe Tjahjono “Pak, saya mau menulis cerita, tetapi nggak punya ide. Bagaimana ya caranya cari inspirasi?” Pertanyaan seperti itu sering kali muncul. Tetapi, bagaimana menjawabnya saya pun sering tak bisa. Mungkin kuncinya: penulis hendaknya memiliki kepekaan menangkap fenomena, gejala, peristiwa, tanda-tanda, benda-benda, orang-orang, dan sebagainya yang selalu berserakan di sekitarnya. Dengan kepekaan itu penulis bisa menangkap momen puitik atau momen estetik, yang sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Momen itu harus bisa dikembangkan menjadi teks sastra. Yang ingin saya tunjukkan ialah fenomena, gejala, peristiwa, benda-benda, dan sebagainya yang berpotensi menjadi sumber inspirasi bagi para penulis. Hanya saja tanpa kepekaan dari penulis, hal-hal itu akan menjadi kata benda yang mati dan tak berarti. Daftar berikut ini bukanlah urutan, tetapi saya tulis secara acak, seturut ingatan saya. 1.        Pengalaman hidup sehari-hari

BELANTARA TEMA DI RUANG SEMPIT

Gambar
BELANTARA TEMA DI RUANG SEMPIT Tengsoe Tjahjono Cerpen tiga paragraf (disingkat pentigraf) kali pertama saya tulis di koran Suara Indonesia Malang pada tahun 1980-an. Sebenarnya bentuk cerita pendek yang pendek (short short-story) bukan hal baru di dunia sastra prosa. Sehubungan dengan cerita pendek yang pendek itu terdapat istilah flash fiction yaitu karya prosa fiksi yang sangat singkat, walaupun tidak ada ukuran baku tentang singkatnya itu, ada yang 250 hingga 1000 kata saja, bahkan ada yang hanya 144 huruf saja. Namun, juga dijumpai cerita mini yang mencapai 2500 kata. Ukurannya sungguh-sungguh sangat beragam. Mengapa tiga paragraf? Pemilihan 3 paragraf ini memiliki beberapa alasan. Pertama , alasan kepastian panjang teks. Panjang teks hanya 3 paragraf memungkinkan penulis lebih leluasa menuangkan gagasannya, tidak dibatasi oleh jumlah kata atau jumlah huruf. Leluasa dalam mengatur laju alur dan penataan konflik dalam cerita. Kedua , kepadatan teks pentigraf ini sepert

BELAJAR DARI KEBIASAAN PENULIS HEBAT

Gambar
BELAJAR DARI KEBIASAAN PENULIS HEBAT Menemukan kebiasaan bekerja yang ideal memungkinkan saya untuk menulis secara konsisten seperti pengalaman para penulis lain yang telah saya jelajahi. Seperti yang sudah saya jelaskan, saya mencoba untuk terbiasa untuk memulai menulis di pagi hari. Ini membantu saya untuk fokus dan memastikan bahwa saya memperoleh karya tulis saya. Saya suka membaca mengenai penulis favorit saya dan apa kebiasaan menulis mereka yang menyebabkannya berhasil. Berikut ini, saya berbagi mengenai beberapa kebiasaan kerja penulis favorit saya... dan tentu saja itu bukan satu-satunya cara untuk sukses. Beberapa penulis ingin menulis sejumlah kata atau halaman setiap hari, sedang yang lain senang menulis halaman atau kalimat. Ada yang menyukai tulisan tangan, ada yang melakukannya pada kartu indeks. Ada menulis sambil berdiri, ada yang sambil berbaring. Sungguh, tidak ada cara tunggal dalam bekerja. Lakukan yang terbaik menurut cara Anda dan mari berbagi.