Inspirasi di Sekitar Kita
INSPIRASI DI SEKITAR KITA
Oleh Tengsoe Tjahjono
“Pak, saya mau menulis cerita, tetapi nggak punya ide.
Bagaimana ya caranya cari inspirasi?” Pertanyaan seperti itu sering kali
muncul. Tetapi, bagaimana menjawabnya saya pun sering tak bisa. Mungkin kuncinya:
penulis hendaknya memiliki kepekaan menangkap fenomena, gejala, peristiwa,
tanda-tanda, benda-benda, orang-orang, dan sebagainya yang selalu berserakan di
sekitarnya. Dengan kepekaan itu penulis bisa menangkap momen puitik atau momen
estetik, yang sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Momen itu harus bisa
dikembangkan menjadi teks sastra.
Yang ingin saya tunjukkan ialah fenomena, gejala,
peristiwa, benda-benda, dan sebagainya yang berpotensi menjadi sumber inspirasi
bagi para penulis. Hanya saja tanpa kepekaan dari penulis, hal-hal itu akan
menjadi kata benda yang mati dan tak berarti. Daftar berikut ini bukanlah
urutan, tetapi saya tulis secara acak, seturut ingatan saya.
1.
Pengalaman hidup sehari-hari
Kehidupan kita sehari-hari
dipenuhi oleh aneka peristiwa, baik itu di rumah, di tempat kerja, di jalan,
dan sebagainya. Melihat suami yang suka merokok bisa saja menginspirasi
lahirnya cerpen tentang laki-laki yang hidup di atas timbunan puntung rokok.
Ini tentu akan sangat mencengangkan. Kebiasaan naik kereta api untuk menuju
tempat kerja, bisa saja menginspirasi lahirnya cerita tentang perempuan yang
mencintai tempat duduk tertentu di sebuah gerbong KRL.
2.
Siaran televisi
Televisi bukanlah barang asing
bagi kita. Dia berada di ruang tengah dan kamar tidur kita, bahkan aplikasinya
terdapat dalam smartphone kita. Melalui televisi kita bisa menonton berita,
dialog interaktif, tayangan pengetahuan, dan sebagainya. Televisi merupakan
minitaur dunia dan pikiran manusia yang sangat kaya sumber inspirasi. Catat
satu-dua kalimat ketika Anda tertarik pada satu sajian di televisi yang kita
tonton. Siapa tahu, suatu saat nanti kalimat itu akan bisa dikembangkan menjadi
sebuah cerita.
3. Membaca koran
Bisa jadi tidak semua
masyarakat Indonesia berlangganan koran. Bahkan, Anda pun bisa jadi tidak
berlangganan. Namun, sekarang ini koran
juga sudah bisa dibaca secara online. Berita yang ditulis di koran merupakan
sumber inspirasi luar biasa. Head-line berita bisa mendorong penulis untuk
mengembangkannya menjadi cerita. Berita politik, ekonomi, olah raga, sosial,
dan sebagainya sangat potensial menjadi sumber cerita.
4. Membaca buku
Menurut Voltaire, penulis
Prancis, semua bangsa berbudaya selalu digerakkan oleh buku-buku. Maka, penulis
pun tak dapat dilepaskan dari buku. Penulis yang baik adalah pembaca buku yang
baik. Bacalah buku apa saja, dari buku masakan hingga buku filsafat. Membaca
buku tentang cara-cara memasak nasi goreng bisa saja lahir cerpen tentang
perempuan penjual nasi goreng. Hal itu sungguh sangat mungkin.
5. Kisah sukses
Kesuksesan seseorang pada
mulanya dimulai dari kisah kegagalan dan dari sebuah proses jatuh bangun yang
tiada henti. Pengalaman para tokoh sukses ini bisa melahirkan tokoh lain dalam
cerita Anda.
6. Google
Dengan Google kita bisa
berselancar kemana saja. Kita bisa menjelajahi seluruh bagian dunia, dari masa
lalu, kini, dan bahkan ramalan akan datang. Segala informasi mengenai apa saja
terdapat di sana. Google sangat potensial menjadi sumber inspirasi.
7. Blog
Banyak blog yang baik. Banyak
blog yang dipenuhi dengan konten-konten yang menginspirasi, entah itu berupa
pengalaman hidup, refleksi, ekspresi kegembiraan-harapan-kesepian, dan
sebagainya. Sangat sayang jika kita tinggalkan. Bacalah, inspirasi pun akan
lahir dari sana.
8. Instagram dan Youtube
Instagram merupakan medsos
yang khusus memosting gambar. Gambar-gambar itu bervariasi topiknya: potret
diri, peristiwa jalan-jalan, karya grafis, gambar kuliner, dan sebagainya. Juga
ada video di sana. Gambar-gambar dalam instagram itu merupakan manifestasi
perilaku manusia dalam beberapa peristiwa. Banyak inspirasi yang bisa muncul
dari instagram.
9. Gambar, mural, grafiti, dan foto
Saya senang sekali mengamati
gambar-gambar, entah di pameran-pameran, poster atau reklame di jalan-jalan, di
image yang saya temukan di internet, mural, grafiti, dan sebagainya. Gambar
tersebut bisa realis, surealisme, abstrak, dan sebagainya. Banyak gambar yang
mampu merangsang seseorang untuk menulis karya sastra.
Oleh karena itu saat
berjalan-jalan atau berwisata jangan hanya selfi. Potret juga objek menarik
yang ada di depan Anda. Foto-foto yang tersimpan di smartphone Anda bisa menjadi
sumber inspirasi.
10. Kata mutiara dan peribahasa
Kata mutiara dan peribahasa
sering memberikan inspirasi bagi penulis. Sebuah cerpen bisa lahir dari
peribahasa “tak lari gunung dikejar”, “besar pasak daripada tiang”, “bagai
pungguk rindu rembulan”, dan sebagainya. Maka, menjelajahi dunia peribahasa
juga sangat menarik bagi para penulis.
11.
Puisi dan lagu
Teks puisi dan lagu juga bisa
merangsang penulis untuk mengembangkannya menjadi cerita. Film Bulan Tertusuk
Lalang diilhami oleh puisi D. Zawawi Imron Bulan Tertusuk Ilalang. Anda pun
bisa membuat cerpen, bahkan novel, dari puisi yang Anda baca atau lagu yang
Anda dengar.
12. Film dan drama
Jika Anda penggemar film atau
drama, sangat mungkin ada inspirasi lahir dari kegemaran Anda itu. Mungkin Anda
tertarik pada karakter tokoh psikologis tertentu yang ingin Anda kembangkan
dengan cara yang berbeda. Tentu hal itu sangat menarik.
13. Sejarah
Peristiwa sejarah juga bisa
menjadi sumber inspirasi yang luar biasa. Empat buah novel Ayu Utami: Saman (1998),
Larung (2001), Manjali dan Cakrabirawa (2010), serta Cerita Cinta Enrico (2012)
mengambil peristiwa sejarah sebagai bagian dari novel yang ditulisnya. Peristiwa
sejarah yang dapat diketahui melalui novel-novel tersebut antara lain peristiwa
pemberontakan 30 September 1965, kerusuhan Juli 1998 di Jakarta, dan peristiwa
PRRI di Padang.
14. Tokoh
Pramudya Ananta Toer pernah
menulis novel “Panggil Aku Kartini Saja”. Walaupun penerbit Lentera Dipantara memasukkan
buku ini ke dalam genre biografi, Pram tidak menulis secara runtut kehidupan Kartini dari
lahir hingga wafat. Pram lebih melihat sisi humanistis dalam kehidupan Kartini.
Buku sejenis ini bisa saja berbentuk novel biografi atau biografi saja.
15. Tradisi
Indonesia kaya dengan tradisi.
Tradisi tersebut merupakan ladang inspirasi yang terbentang luas. Membaca novel
“Upacara” karya Korrie Layun Rampan kita akan mendapatkan pengetahuan tradisi
Dayak di Kalimantan. Banyak novel etnis yang memaparkan tradisi lokal, misalnya
tradisi Jawa dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari, tradisi
priyayi Jawa dalam “Para Priyayi” karya Umar Kayam, tradisi Minang dalam “Sitti
Nurbaya” karya karya Marah Rusli; tradisi Bali dalam karya Putu Wijaya dan Oka
Rusmini, dan sebagainya.
16. Mahabharata/ Ramayana
Mahabharata dan Ramayana
merupakan epos yang sangat populer di Indonesia. Kedua epos ini juga menjadi
sumber inspirasi bagi penulis. Yudhistira Ardi Noegraha pernah menulis novel “Arjuna
Mencari Cinta”, tokoh-tokoh dalam novel “Burung-Burung Manyar” karya YB
Mangunwijaya, misalnya: Setadewa, Larasati, Janakamtasi, dan sebagainya
merupakan tokoh-tokoh yang diadaptasi dari dunia wayang. Bahkan, Sena Gumira
Ajidarma menulis “Kitab Omong Kosong” yang merupakan tafsir modern dari
Ramayana, termasuk Sindhunata yang menulis novel “Anak Bajang Menggiring Angin”.
17. Cerita rakyat
Indonesia juga kaya dengan
cerita rakyat. YB Mangunwijaya pernah menulis novel Trilogi “Rara Mendut”, “Genduk
Duku”, dan “Lusi Lindri”. Novel ini dikembangkan dari Babad Tanah Jawa dan
beberapa sumber lain. Akhudiat juga pernah membuat teks drama “Jaka Tarub”.
Jaka Tarub ini merupakan adaptasi dari dongeng Jaka Tarub.
18. Percakapan
Percakapan santai dengan teman
seringkali juga menjadi sumber inspirasi. Cerpenis Ratna Indraswari Ibrahim
sering memperoleh inspirasi dari percakapannya dengan teman-teman yang
berkunjung ke rumahnya.
19. Kisah humor
Anekdot dan tokoh-tokoh lucu
juga bisa menjadi sumber inspirasi. Banyak cerpen lahir dari kekonyolan Abu
Nawas, Si Kebayan, dan sebagainya. Mungkin saja bisa lahir novel dari tokoh
Mukidi yang sedang naik daun akhir-akhir ini.
20. Buku harian
Mungkin Anda rajin menulis
buku harian. Dari catatan-catatan dalam buku harian itu bisa saja dikembangkan
menjadi sebuah buku novel. Atau, buku harian itu sendiri dalam kondisi tertentu
bisa saja merupakan novel tentang perjuangan hidup. Nadja Halilbegovich (12
tahun), penulis buku “Catatan Harian Anak Sarajevo (1992-1995)”, terpaksa kehilangan masa bermainnya karena
perang Bosnia dengan Herzegovina. Tulis
Nadja dalam catatannya: Perang telah membuat kami menjadi anak-anak yang
ketakutan.
21. Status facebook
Nah, saya yakin banyak di
antara Anda yang memiliki akun facebook. Setiap hari membaca dan bisa jadi
menulis status. Banyak status yang buruk, tetapi banyak pula status yang
menginspirasi. Saya membaca sebuah status: “Kasian
nih, ibu kucing menangisi dua anaknya yg dibunuh orang dgn cara ditikam dan
disembelih.” Lalu dilengkapi foto ibu kucing yang mendekap kedua anaknya.
Ini sungguh mengganggu pikiran, bahkan marah terhadap pelakunya. Dari situ bisa
saja akan muncul cerpen tentang manusia yang tak memiliki rasa cinta pada
makhluk Tuhan yang lain.
22. Benda-benda, tumbuh-tumbuhan, dan binatang
Kesadaran akan adanya
benda-benda di sekitar kita juga amat penting. Putu Wijaya pernah menulis
cerpen “Dompet” yang inspirasinya bersumber dari karakter dompet. Sangat
mungkin Anda menulis cerpen tentang pulpen, pohon, kucing, bunga bakung, dan
sebagainya. Tentu Anda harus memahami benar ciri-ciri benda, binatang, atau
tumbuhan tersebut.
23. Alam sekitar dan peristiwa alam
Indonesia merupakan negeri
yang memiliki potensi alam yang kaya dan indah. Kita pun bisa mengangkat pesona
danau Toba, keindahan pantai-pantai di pulau Lombok, sungai-sungai besar yang
melintasi pulau Kalimantan, dan sebagainya sebagai bahan cerita. Peristiwa alam
seperti banjir, wabah penyakit, dan sebagainya bisa pula menjadi sumber
inspirasi karya sastra.
24. Mimpi
Mimpi? Mana mungkin mimpi
menjadi sumber inspirasi? Novel “Pol” karya Putu Wijaya diilhami oleh kebiasaan
masyarakat yang memandang mimpi itu selalu memiliki makna atau tanda-tanda.
Masyarakat percaya jika bermimpi bertemu tokoh Semar, mereka akan memperoleh
rejeki dalam hidupnya. Hal itulah yang dikembangkan menjadi novel oleh Putu
Wijaya.
Jadi, inspirasi bisa lahir dari segala hal yang berada di
sekitar kita. Maka, penulis harus akrab dengan realitas di sekitarnya agar ia
menemukan inspirasi yang akan dikembangkan menjadi karya sastra. Tanpa
keakraban dan kedekatan dengan entitas, fenomena, gejala, peristiwa, media
sosial, buku, dan sebagainya, jangan harap penulis memiliki tema yang kaya dan
pengetahuan tentang manusia.
Seoul, 25 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar